Assalamualaikum.Sebenarnya tajuk ni memang nak dipost lebih awal tapi mengikut kesesuaian dan sensitiviti,maka ia perlu difikirkan dahulu. Setelah sebuah muzakarah dengan seorang ustaz, katanya revolusi rakyata dalah tidak sah,jika tidak kena carnya. Seberapa zalim pemerintah sekalipun. Ini ukan ulamak kerajaan,tapi ulamak fiqah yang tak sudi menyembunyi ilmu. Minjhaj mereka berbeza dengan Syeikh Yusuf Qardhawi, walaupun berguru denagn guru yang sama.
Untuk mengenali ulama As-Suu' dan ulama AL-Haq adalh ujian akhir zaman. Jika kita mengikut pendapat tertentu maka ia mungkin akan beri kesan. Sebenarnya dakwah tidak memerlukan kerajaan pun. Jika ada pun, maka kerajaan adalah berperanan menyebarkan dakwah. Maka di sini yang tertinggi dan utama adalah dakwah. Kerajaan adalah salah satu wadah dakwahy. Maka jangan rasa risau jika kita tak mampu berdakwah di bawah peemrintah zalim.
Jahilnya seseorang pemimpin adalah kegagalan Daie sendiri, bukan 100% kesalahan pemimpin. Pemimpin yang zalim adalah adalah bayangn rakyat yang jahil. Jika kesedaran seperti ini tertanam dlaam setiap hati umat,maka InshaAllah kerjaan Ilsam dan khilafah seterusnya kan terbentuk... Islam pasti akan berada di tempatnya.
InsyaALlah di sini ada artikel tentang kenapa dan mengapa. Tentang hadith Nabi bukan satu permainan, tak buat takpe(rugi) tapi jangan Ingkar..
Wallahualam...
Menjelaskan sikap Syeikh Azhar dan Mufti Mesir terhadap Demontarsi di Mesir
Banyak dikalangan kita yang tidak menjaga lidah dan hatinya terhadap ulama-ulama Islam yang telah berjuang untuk meninggikan Islam, terlebih lagi pada saat ini, setelah terjadinya revolusi rakyat Mesir yang mengakibatkan Presiden Mesir Muhammad Husni Mubarok meletakkan jabatannya kepada Majlis Petinggi Tentera.
Sebahagian orang menuduh Syeikh Azhar Ahmad Toyyib dan Doktor Ali Jum`ah tidak pro terhadap demontrasi yang dilakukan oleh kumpulan pemuda-pemuda Mesir, mereka menganggap Syeih Ahmad Toyyib dan Syeikh Ali Jum`ah adalah ulama yang jahat dan penjilat pemerintah, mereka tidak mampu untuk bersangka baik terhadap ulama-ulama Islam.
Mereka menganggap bahwa Syeikh Azhar berdiri bersama pemimpin yang zolim, mereka juga bertanya kenapa Azhar tidak berfatwa seperti Syeikh Yusuf Qardhawi tentang bolehnya revolusi, sebelumnya saya akan sebutkan sikaf dan fatwa Syeikh Ahmad Toyyib ketika terjadinya Demontrasi rakyat Mesir.
1 – Syeikh Ahmad Toyyib memperbolehkan Demontrasi dengan syarat aman, dan jauh dari kekerasan, sebab jika ada kekerasan maka akan dapat menimbulkan fitnah kepada umat Islam sendiri.
2 – Ketika terjadi Demontrasi dengan kekerasan, (tanggal 28 – 1 – 2011) sehingga gedung-gedung pemerintahan di bakar, mobil-mobil polisi di bakar, sehingga jatuh korban dari pihak Pendemontrasi dan pihak kepolisian, kedai, toko-toko dan pusat perbelanjaan di rampas, di jarah dan di hancurkan maka turunlah seruan Syeikh Azhar agar para pendemontrasi tidak menggunakan kekerasan, membakar, dan menjarah barang-barang dagangan.
3 – Ketika terjadi bentrokkan diantara pro Husni Mubarok dan Pro Demontrsi sehingga merenggut jiwa dari kedua belah pihak, maka Syeikh Azhar menghimbau agar pemuda-pemuda datang ke Masyaikhatul Azhar membicarakan jalan keluar yang terbaik untuk ummat sehingga tidak menelan korba jiwa dari kalangan umat Islam, keresahan Azhar sangat terlihat ketika kondisi Mesir menjadi kacau dan tidak aman, jadi menurut Syeikh Azhar jalan yang terbaik adalah duduk bersama berunding mencari jalan penyelesaian.
4 – Ketika banyaknya pendemo yang jatuh menjadi korban maka Syeikh Azhar mengeluarkan pernyatan bahwa orang yang meninggal ketika waktu berdemontrasi adalah gugur secara Syahid, sebagaimana yang di jelaskan oleh Duta besar Azhar dan juru bicaranya Rifa`ah Thahthawi di surat kabar mingguan Sautul Azhar 15 Rabi`ul Awwal 1432 H.
5 – Syeikh Azhar juga mengutus Doktor Hasan Syafi`i ke Medan Tahrir untuk menyampaikan seluruh perasaan hati Syeikh Azhar, tetapi disebabkan ramainya para pengunjuk rasa sehingga Doktor Hasan Syafi`i tidak mampu masuk ke Medan Tahrir, sehingga beliau turun bergabung dengan para Pendemontrasi di kawasan jalan Masbiru (berhampiran dengan pusat televisi dan medan Tahrir -red).
6- Syeikh Azhar juga menegaskan bahwa Azhar berdiri bersama rakyat Mesir dan perubahan.
Di sini juga saya ingin menegaskan bahwa antara Syeikh Qardhawi dan Syeikh Ahmad Toyyib memiliki pandangan yang berbeda didalam menyelesaikan permasalahan yang berlaku di Mesir, dan ini suatu kewajaran bagi ulama Islam yang memiliki keilmuan dan kekuatan untuk berijtihad, kedua-duanya menginginkan maslahah yang baik bagi umat Islam, tetapi jalan pemikiran dan dasar-dasar dalil mereka memiliki perbedaan.
Perbedaan pendapat Syeikh Ahmad Toyyib dengan Syeikh Qardhawi bukan berdasarkan kecintaan terhadap dunia, tetapi berdasarkan mana yang paling terbaik dari antara yang baik dan menjauhkan kemudratan yang lebih besar dari umat islam khususnya rakyat Mesir.
Di tegaskan oleh jugu bicara Azhar Rifa`ah Thahthawi bahwa Syeikh Azhar telah mengundang Syeikh Yusuf Qardhawi untuk mengadakan berbagai macam kegiatan di Mesir, yang selama ini (sebelum diangkatnya Syeikh Ahmad toyyib menjadi Syeikh Azhar -red) Syeikh Yusuf Qardhawi tidak boleh datang dan mengisi program ilmiyah di Mesir dan Azhar, tetapi Syeikh Ahmad Toyyib membuat perubahan dengan menerima Syeikh Qardhawi menjadi anggota dewan pusat penelitian Islam (Majma` Bu`uts Islami – red) dan mengundangnya untuk menghadiri dan menyampaikan kajian ilmiyah di muktamar Ikatan graduan Azhar, pada tanggal 25 Januari 2011 Syeikh Qardhawi juga hadir dalam jemputan Syeikh Azhar, tetapi pihak keamanan dan kepolisian Mesir ingin menangkap Syeikh Yusuf Qardhawi, dengan lantang Syeikh Ahmad Toyyib berkata kepada kepolisian; ” Bila kamu tangkap Syeikh Yusuf Qardhawi maka saya akan melatakkan jabatan dari Syekh al-Azhar”.
Beginilah sikap Syeikh al-Azhar terhadap Syeikh Yusuf Qardhawi, beliau sangat menghormati Syeikh Qardhawi.
Ada juga di kalangan ulama yang berpendapat bahwa perubahan itu di tuntut, berunjuk rasa itu perlu tetapi tidak dengan kekerasan, dan tidak boleh memberontak dan keluar dari pemimpin dan menuntutnya turun, tetapi bersabar sebagimana yang telah berlaku dengan ulama salafus Solihin. alasan mereka sebagai berikut :
1 – Didalam agama Islam tidak ada ketentuan berapa tahun khalifah dan pemimpin menjabat kedudukkan, tidak di sebutkan didalam al-Qur`an dan al-Hadis tentang masa jabatan, sebab itulah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan Mu`awiyyah menjabat kedudukkan khalifah sampai hayat mereka, dan hal ini telah berjalan terus sampai masa ke khalifahan Usmaniyah, bagaimana jika kita membuat kembali kekhalifahan islam, apakah kalifah sepanjang umur atau di tentukan waktunya, cobalah cari dalil qur`an dan sunnah tentang penetapan batas waktu jabatan pemimpin.
Lagi pula Mubarok telah menegaskan bahwa dia tidak akan mengikuti pemilhan umam lagi, dan masa jabatannya akan berakhir pada bulan september tahun 2011 ini, dengan begitu perlu bersabar sampai bulan september sehingga tidak menelan korban jiwa yang banyak.
2 – Kezoliman Mubarok bukan berarti membolehkan kita untuk keluar dari kekuasaanya, sebab Rasul telah melarang hal yang demikian
عن النبي صلى الله عليه وسلم ، قال : ” من كره من أميره شيئا فليصبر ، فإنه من خرج من السلطان شبرا مات ميتة جاهلية
Artinya : “Barang siapa yang benci terhadap pemimpinnya maka hendaklah bersabar, maka sesungguhnya orang yang keluar dari pemimpinnya walaupun satu jengkal maka dia mati seperti orang jahilyyah”. HR Bukhari. 6665
Artinya : “Barang siapa yang benci terhadap pemimpinnya maka hendaklah bersabar, maka sesungguhnya orang yang keluar dari pemimpinnya walaupun satu jengkal maka dia mati seperti orang jahilyyah”. HR Bukhari. 6665
3 – Hadis Rasulullah s.a.w :
عن الزبير بن عدي ، قال : أتينا أنس بن مالك
فشكونا إليه ما نلقى من الحجاج ، فقال : ” اصبروا ، فإنه لا يأتي عليكم زمان إلا الذي بعده شر منه ، حتى تلقوا ربكم ” سمعته من نبيكم صلى الله عليه وسلم
فشكونا إليه ما نلقى من الحجاج ، فقال : ” اصبروا ، فإنه لا يأتي عليكم زمان إلا الذي بعده شر منه ، حتى تلقوا ربكم ” سمعته من نبيكم صلى الله عليه وسلم
Artinya : Berkata Zubair : Kami mendatangi Anas bin Malik, maka kami mengadu kepadanya dari kezoliman Hajaj yang menimpa kami. Maka berkata Anas : Sabarlah kamu semuanya, karena tidak akan datang masa kepada kamu kecuali yang setelahnya itu lebih buruk lagi darinya, sehingga kamu berjumpa tuhanmu , Aku telah mendengar hal ini dari Nabi kamu s.a.w. HR.Bukhari no:6675.
4 – Hadis Rasulullah :
سأل سلمة بن يزيد الجعفي رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا نبي الله أريت إن قامت علينا أمراء يسألونا حقهم ويمنعون حقنا فما تأمرنا ؟ فأعرض عنه، ثم سأله فأعرض عنه، ثم سأله ثانية أو ثالثة، فجذبه الأشعث بن قيس ، وقال ” اسمعوا وأطعوا فإنما عليهم ما حملوا وعليكم ما حملتم
Artinya : Salamah bin Yazid bertanya kepda Rasulullah s.a.w. beliau berkata : Wahai Nabi Allah ! Bagaimana pendapatmu jika yang memimpin kami meminta hak mereka kepada kami (keta`atan ), dan tidak memberikan kepada kami hak-hak kami. Apa yang kamu suruh untuk kami perbuat? Maka Rasul berpaling darinya, kemudian dia (Salamah-red) bertanya pula, Rasulpun berpaling darinya, kemudian dia bertanya pula kali yang kedua atau yang ketiga, maka al-Asy`ats bin Qais menariknya, bersabda Rasulullah : Dengarkan dan ta`atkan kamulah (pemimpin-pemimpin kamu-red) Sesungguhnya atas mereka tanggung jawab yang mereka bawa, dan diatas pundak kamu tanggung jawab yang kamu pikul. (HR Muslim no 1846 ).
Cukup tiga hadis ini saja, sebab banyak lagi hadis-hadis yang lain yang melarang untuk keluar dari pemerintah, bahkan di perintahkan untuk bersabar.
Berkata Imam al-Hafizh Abu Ja`far Ahmad bin Muhammad at-Thohawi (w. 321 hijriyah) :
ولا نرى الخروج على أئمتنا وولاة أمورنا إن جاروا
Artinya : Kami tidak berpendapat untuk keluar dari keta`atan terhadap pemimpin-pemimpin kami dan yang memegang perkara kami walaupun mereka itu jahat. (Aqidah Tohawi)
Artinya : Kami tidak berpendapat untuk keluar dari keta`atan terhadap pemimpin-pemimpin kami dan yang memegang perkara kami walaupun mereka itu jahat. (Aqidah Tohawi)
Dari hadis seperti ini lah para shabat dan tabi`in bersabar dari kezoliman Hajaj as-Saqafi yang telah banyak membunuh dari para sahabat Rasul dan Tabi`in.
Demikian juga Imam Ahmad bin Hanbal dan para ulama-ulama besar yang di siksa (didalam permaslahan al-Qur`an itu makhluk atau qadim), mereka bersabar dengan pendapat mereka, tetapi mereka tidak mengajak umat untuk membrontak kekhalifahan Abbasiyyah dan tidak mengajak umat menjatuhkan khalifah.
Ini adalah sikap ulama-ulama salaf, kita tidak boleh kata mereka bodoh kerena tidak berusaha untuk mengobah keadaanm tetapi mereka sudah menasehati, jadi tindakkan terakhir bersabar atas kezoliman.
Sebenarnya masih banyak lagi alasan ulama-ulama yang tidak membenarkan menjatuhkan pemimpin tanpa keputusan undang-undang tetapi kami padakan saja dalil mereka.
Kesimpulannya :
1 – Janganlah kita mudah berburuk sangka dan menghina apa yang telah di sampaikan oleh ulama-ulama kita, cobalah mengambil segi baiknya, sebab mereka berpendapat seperti itu karena memiliki alasan yang tertentu dan berdalilkan syari`at.
2 – Perjuangan rakyat Mesir belum habis, memerlukan kegigihan dan kesabaran untuk mencapai tujuan, membersihkan Mesir dari Raswah, korupsi , dan kejahatan, lihat Tunis sampai sekarang msih dalam keadaan tidak aman, kita juga perlu lihat Indonesia yang pernah berhasil menjatuhkan Suharto karena beliau suka korupsi dan zolim, tetapi setelah revolusi terjadi, Suharto jatuh dari kursinya, korupsi juga masih berjalan, roswah juga masih berlaku, kejahatan juga tidak pernah reda.
3 – Mesir bukan hanya memerlukan revolusi Presiden tetapi juga sangat memerlukan revolusi akhlak, yang mana akhlak pemudanya sekarang benar-benar rusak, ganja,obat-obat terlarang sudah menjadi teman bagi sebahagian pemuda, pencurian, penodongan dan pembunuhan juga banyak berlaku, membuang sampah di jalanan, kencing di sembarang tempat, tidak menjalankan tugas dengan benar dan ssterusnya, jika kita telah berhasil merubah presiden tetapi tak mampu merubah akhlak rakyat maka jangan heran jika akan datang presiden berikutnya yang suka Roswah dan korupsi, jangan heran jika kita ingin melaksanakan segala penyiapan surat menyurat mendapat kata-kata: ” Bukrah ”
3 comments:
Wahh.
Best best!
Hmm.
Ambil dasar berkecuali.
ana sokong syeikh ali..mmg betul apa artikel ni bgtau 100%
teringat lagi video syeikh mutawalli as-syakrawi sebelum beliau meninggal dunia kt hosni mubarak..die kata apa, kepimpinan itu adalah satu ketentuan Allah..klu kepimpinan ikut syariat Allah, dia akan dibantu Allah. Tapi klu kepimpinan sebaliknya, dia akan kena kt akhirat..wayamkuruna, wayamkurullah..(mmg die xtakut langsung..cuba search video kt youtube..ada yg transation bm rsenye
Post a Comment