Demokrasi ~ Suatu Penilaian III

Sambungan...

Sistem demokrasi memisahkan antara agama dan kehidupan, yakni dengan mengesampingkan syari’at Allah dari berbagai aspek kehidupan dan menyandarkan penciptaan hukum kepada rakyat agar mereka dapat menyalurkan hak demokrasi mereka –seperti yang mereka katakan– melalui kotak-kotak undian atau melalui wakil-wakil mereka yang duduk di Dewan-dewan Perwakilan.

Sistem demokrasi membuka selebar-lebarnya pintu kemurtadan dan zindiq, karena di bawah naungan sistem thaghut ini memungkinkan bagi setiap pemeluk agama, madzhab atau aliran tertentu untuk membentuk sebuah parti dan menerbitkan massa media untuk menyebarkan ajaran mereka yang menyimpang dari agama Allah dengan alasan toleransi dalam mengeluarkan pendapat, maka bagaimana mungkin setelah itu dikatakan,

“Sesungguhnya sistem demokrasi itu sesuai dengan syura dan merupakan satu keistimewaan yang telah hilang dari kaum muslimin sejak lebih dari seribu tahun yang lalu,”

sebagaimana ditegaskan oleh sejumlah orang jahil, bahkan (ironisnya) hal ini juga telah ditegaskan oleh sejumlah parti Islam yang dalam salah satu pernyataan rasminya disebutkan:

“Sesungguhnya demokrasi dan bercambahnya parti merupakan satu-satunya pilihan kami untuk membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.”

1 comment:

Bijen M. said...

Kata nak buat begara Islam.
Tapi cara masih tak bawa Islam sebenar.
Oh oh oh.

Followers